08 May 2009

PUCUK MERAH


Terasa unik dengan karakter bentuk dan detail dedaunannya. Menjadi pelengkap taman formal bergaya klasik karena karakter bentuknya yang spesifik.

Syzygium oleana populer dengan sebutan ‘pucuk merah’ karena memiliki tunas muda yang berwarna merah muda, terlihat sangat kontras warnanya karena berbeda dengan tunas nya yang sudah berumur lebih tua.
Sebetulnya tanaman ini tergolong jenis pohon berkayu yang memiliki pucuk muda berwarna merah seperti Cinamon atau kayu manis. Yang seringkali dijumpai melengkapi taman di Indonesia merupakan bibit yang diperoleh dengan cara mencangkok batangnya. Pucuk merah memiliki percabangan yang rapat, sehingga dengan stek batang yang kecil juga dapat diperoleh bibit tanaman yang sudah proporsional bentuknya.
Tanaman cenderung tumbuh membuat bentuk kerucut. Mudah dipangkas dan dibentuk, sehingga banyak digunakan sebagai dasar dari topiary (tanaman hias yang dipangkas bentuk mengikuti pola bentuk tertentu). Pucuk muda yang baru muncul akan selalu berwarna merah muda. Kondisi ini bisa diatur dengan memangkas pucuknya dengan teknis pinching, yaitu dengan sistem manual seperti teknik memetik pucuk muda yang biasa dilakukan oleh pemetik daun teh di pegunungan. Teknik pemangkasan dengan menggunakan gunting tanaman juga dapat dilakukan karena hasil pemangkasan terlihat lebih rapi tetapi pucuk muda yang terbentuk tidak sebanyak cara manual. Semakin sering dilakukan pemangkasan maka tanaman akan semakin padat percabangannya dan terlihat kokoh.
Dengan komposisi bentuknya yang formal, pucuk merah dapat digunakan untuk melengkapi taman formal untuk bangunan berarsitektur klasik modern. Biasanya ditanam berkoloni dengan cara berjajar pada pagar atau pada area entrance. Bisa pula ditanam sebagai tanaman pot yang diletakkan di kiri kanan pintu utama. Agar terlihat anggun, gunakan pot yang berkaki tinggi agar terlihat proporsional terhadap bentuknya.

05 May 2009

Inspirasi - Kolam Pancuran Praktis Gaya Minimalis




Kolam berpancuran menjadi mengemuka saat ini terutama untuk mengisi sebidang tanah kecil di halaman rumah yang berfungsi sebagai kantung udara. Bisa dirancang simpel dan tidak memerlukan fondasi struktural yang rumit. Sehingga praktis untuk melengkapi rumah tinggal yang berukuran kecil di wilayah perkotaan.

Kehadiran kolam memberi banyak pengaruh positif. Uap air yang menguap membantu melembabkan udara di sekitarnya. Selain itu permukaan air yang datar dan air yang jernih secara psikologis memberi kesan sejuk dan menenangkan.

Anda tidak perlu berpikir rumit untuk membuat kolam semacam ini, karena tidak perlu membuat struktur permanen sebagaimana umumnya membuat struktur kolam. Bidang kolam dibuat dari bahan fiber yang dicetak berukuran 170 cm x 250 cm x 15 cm. Bagian dalam diberi lapisan anti bocor (waterproofing) warna hitam untuk menekan pertumbuhan lumut di dalam air. Bibir kolam dibuat miring ke arah dalam, sehingga ketika diisi air akan mengalir tumpah ke luar menghasilkan permukaan datar dan landai. Agar lebih memberi dinamika, bisa diletakkan kepala nozel di dalam air, sehingga pancaran airnya menimbulkan riak-riak halus pada permukaan.

Air yang tumpah dari bibir kolam, ditampung pada bak yang lebih rendah yang dibuat mengelilingi kolam dan diisi dengan kerikil halus berwarna putih. Air yang tertampung dari bak ini kemudian diputarkan kembali ke dalam kolam utama melalui bantuan pompa bertekanan kecil.

Sebagai aksesori, dapat diletakkan sebuah gentong dari bahan teraso berwarna hitam yang glossy untuk memberi kesan minimalis senada dengan bagian kolam dan arsitektur bangunan utama. Untuk memberi kesan hijau, lengkapi kolam dengan tanaman yang memberi kesan minimalis juga. Disini digunakan tanaman Irish dalam komposisi monokromatis dengan sebuah pohon weeping willow yang disesuaikan ukurannya dengan skala ruang yang tersedia.

Inspirasi - Lampu Taman Dari Batu Andesit


INSPIRASI

LAMPU TAMAN DARI BATU ANDESIT

Semula populer dengan sebutan batu candi karena umumnya jenis batu ini menjadi material utama candi-candi yang banyak dijumpai di situs peninggalan kuno di Indonesia.

Pemakaian batu andesit berkembang tidak sebatas untuk membangun situs-situs kuno saja tetapi sudah dimodifikasi menjadi beragam fungsi lainnya. Batu andesit berwarna abu-abu tua dengan permukaan yang bertekstur halus dan berpori. Bila dibelah akan terlihat bintik-bintik halus yang sedikit berkilau bila terkena pantulan sinar. Sifat fisik batu cenderung keras dan susah untuk dibentuk. Tetapi kekuatan fisik ini lah yang membuat orang melirik untuk memaksimalkan fungsinya terutama untuk pemakaian di luar ruang yang tahan terhadap perubahan cuaca.

Tekstur dan karakter fisik batu andesit kini banyak digemari sebagai material pelengkap finishing luar bangunan. Skema warna abu-abu dof dipilih menjadi padanan untuk melengkapi bangunan modern minimalis yang salahsatunya ditandai dengan warna-warna alam bertonasi dingin seperti hitam dan abu-abu senada dengan karakter fisik batu jenis ini.

Kecenderungan ini akhirnya menular ke pemakaian elemen keras penunjang taman. Aplikasi pada taman seperti jalan setapak (stepping stone), bangku taman, lampu, pedestal, tepian kolam (edging), elemen dekoratif serta aksesori lainnya. Tingkat kekerasan batu yang sangat tinggi menyebabkan terbatasnya modifikasi bentuk yang dapat diterapkan. Pola-pola garis sederhana yang menampilkan bentuk dasar memberi banyak kemudahan.

Jenis batu ini juga biasa digunakan untuk membuat lampu taman yang unik dan spesifik seperti pada contoh berikut. Detail rongga-rongga yang dapat memancarkan bias lampu di dalamnya menjadi permainan bentuk yang unik. Konsep simpel geometris untuk elemen taman seperti ini serasi dipadukan dengan konsep bangunan modern tropis yang saat ini sedang digemari. Tanaman hias yang berkarakter daun rosset seperti mahkota dipadukan untuk menyempurnakan desain lampu yang karakter tegas. Warna kontras kedua semakin menonjolkan karakter masing-masing.

Pemakaian batu andesit untuk elemen taman yang ditempatkan di ruang luar perlu disertai dengan perawatan lanjutan terutama untuk mengurangi efek negatif karena pengaruh cuaca seperti panas dan hujan. Hujan yang terus menerus menimbulkan lumut terutama pada batu yang berada di tempat teduh atau kurang mendapat cahaya. Sebaliknya terpaan sinar matahari yang berlebih seringkali memudarkan warnanya. Untuk Anda yang menyukai kesan bersih dan rapi,berikan lapisan coating dari bahan transparan khusus untuk batu alam. Bahan ini secara teknis mennutup pori-pori sehingga terlindungi dari efek panas dan hujan. Aplikasi ini perlu dilakukan secara periodic karena bahan pelapis bias mengelupas. Sebaliknya untuk Anda yang meyukai gaya rustic, lumut dan kesan natural justru semakin mempesona. Jadi biarkan batu tampil sebagaimana aslinya di alam.

Know How - Biofilter dengan Tanaman Air


Know How

BIOFILTER dengan Tanaman Air

Memanfaatkan tanaman air sebagai bagian dari sistem filter biologi terbukti efektif menjaga kejernihan kualitas air. Teknologi sederhana ini juga ekonomis, low maintenance dan yang pasti ramah lingkungan.

Di alam sistem biofilter terjadi dengan sendirinya. Kualitas air danau yang menampung berbagai aliran yang berasal dari limbah buangan rumah tangga tersaring secara alami oleh tumbuhan air yang banyak tumbuh di tepian danau. Tanaman air terbukti menyerap zat toxic yang dikeluarkan oleh kotoran dan urin ikan. Zat racun juga bisa berasal dari limbah seperti logam berat dan bahan polutan lainnya. Tanaman air efektif mengontrol pertumbuhan alga sehingga serapan hara untuk ikan bisa maksimal. Tanaman air juga efektif meningkatkan kadar oksigen dalam air karena melalui proses fotosintesa maka karbondioksida dalam air diserap dan digantikan dengan oksigen. Kita tahu bahwa kadar karbondioksida yang berlebihan mengganggu kestabilan pertumbuhan ikan di dalamnya.

Proses biologi keberadaan tanaman air itu lah yang diterapkan pada sistem biofilter melalui tanaman. Teknologi sederhana dan ramah lingkungan untuk sistem filter seperti ini diterapkan pada sebuah kolam ikan koi di The Cibodas, sebuah vila di Puncak – Jawa Barat. Kolam utama untuk memelihara ikan berbentuk persegi dan sangat luas dengan sebuah pendopo ‘mengapung’ tepat di bagian tengah. Kolam yang difungsikan untuk filter selebar 150 cm mengelilingi kolam utama yang dibagi lagi menjadi petak-petak selebar 200 cm. Di dalam petak-petak kecil itulah proses filterisasi secara biologi terjadi.

Prinsip kerjanya sederhana yaitu pada setiap petak yang kedalamannya hanya berkisar 20 cm, dilapisi dengan batu zeolit yang fungsinya melekatkan lumut di seluruh permukaannya. Untuk tanaman air digunakan eceng gondok (Eichornia crassipes) yang tumbuhnya mengapung di permukaan air. Air dari kolam masuk ke dalam pipa melalui saluran pralon yang diberi lubang di seluruh permukaannya. Selanjutnya secara alami air tersaring oleh tanaman eceng gondok sehingga kualitas airnya menjadi lebih jernih. Air yang jernih ini selanjutnya dialirkan kembali ke dalam kolam secara alami melalui proses gravitasi berdasarkan perbedaan ketinggian tempat.

Selain fungsional membantu menjernihkan air kolam, tanaman eceng gondok pada saat berbunga dapat menjadi elemen dekoratif yang mempercantik tampilan kolam.

TIPS :

  • Luasan untuk area filter minimal 10 % dari total luas kolam. Semakin tinggi persentasenya maka proses penyaringan semakin sempurna.
  • Jenis tanaman air yang dapat digunakan untuk fungsi ini bisa dipilih jenis tanaman yang mengapung seperti eceng gondok, jenis yang terendam seperti Hydrilla dan jenis yang perakarannya tertanam di bagian dasar seperti Lotus.
  • Pertumbuhan tanaman air harus senantiasa dikontrol jumlahnya. Jumlah yang terlalu berlebih dalam setiap petak filter dapat mengganggu aliran air dari dan ke dalam kolam.
  • Kejernihan air melalui sistem biofilter melalui tanaman memang tidak sejernih sistem buatan lainnya. Tetapi paling tidak teknologi sederhana ini menjadi upaya untuk lebih ramah lingkungan.