Kolam berpancuran menjadi mengemuka saat ini terutama untuk mengisi sebidang tanah kecil di halaman rumah yang berfungsi sebagai kantung udara. Bisa dirancang simpel dan tidak memerlukan fondasi struktural yang rumit. Sehingga praktis untuk melengkapi rumah tinggal yang berukuran kecil di wilayah perkotaan.
Kehadiran kolam memberi banyak pengaruh positif. Uap air yang menguap membantu melembabkan udara di sekitarnya. Selain itu permukaan air yang datar dan air yang jernih secara psikologis memberi kesan sejuk dan menenangkan.
Anda tidak perlu berpikir rumit untuk membuat kolam semacam ini, karena tidak perlu membuat struktur permanen sebagaimana umumnya membuat struktur kolam. Bidang kolam dibuat dari bahan fiber yang dicetak berukuran 170 cm x 250 cm x 15 cm. Bagian dalam diberi lapisan anti bocor (waterproofing) warna hitam untuk menekan pertumbuhan lumut di dalam air. Bibir kolam dibuat miring ke arah dalam, sehingga ketika diisi air akan mengalir tumpah ke luar menghasilkan permukaan datar dan landai. Agar lebih memberi dinamika, bisa diletakkan kepala nozel di dalam air, sehingga pancaran airnya menimbulkan riak-riak halus pada permukaan.
Air yang tumpah dari bibir kolam, ditampung pada bak yang lebih rendah yang dibuat mengelilingi kolam dan diisi dengan kerikil halus berwarna putih. Air yang tertampung dari bak ini kemudian diputarkan kembali ke dalam kolam utama melalui bantuan pompa bertekanan kecil.
Sebagai aksesori, dapat diletakkan sebuah gentong dari bahan teraso berwarna hitam yang glossy untuk memberi kesan minimalis senada dengan bagian kolam dan arsitektur bangunan utama. Untuk memberi kesan hijau, lengkapi kolam dengan tanaman yang memberi kesan minimalis juga. Disini digunakan tanaman Irish dalam komposisi monokromatis dengan sebuah pohon weeping willow yang disesuaikan ukurannya dengan skala ruang yang tersedia.
No comments:
Post a Comment